''Media sosial di kalangan Remaja''
Tim peneliti dari University of Southern di Amerika Serikat (AS)
mengatakan, para remaja yang melihat foto teman-temannya yang sedang
berpesata dan meneguk minuman beralkohol akan lebih mungkin terpengaruh
untuk ikut mencobanya.
“Hal ini membuktikan bahwa perilaku teman-teman di dunia maya dianggap lebih banyak membawa pengaruh atau menstimulasi seseorang dibanding di dunia nyata,” ungkap perwakilan dari tim peneliti, sebagaimana dilansir dari The Independent, Jumat (6/9/2013).
Menurut para ilmuwan, hal ini masuk akal mengingat kebiasaan orang masa kini yang selalu meng-update kegiatan mereka. Itu jugalah yang menyebabkan para remaja suka mengecek news feed untuk tetap update mengenai kegiatan teman-temannya, terutama jika sedang berada dalam sebuah pesta.
Fenomena sosial ini disebut sebagai Fear of Missing Out (FoMO). Peneliti menjelaskannya sebagai sebuah konsep di mana orang khawatir ketinggalan informasi terbaru seputar kehidupan teman-temannya dan mereka mungkin mengalami hal yang lebih menyenangkan dari dirinya.
Peneliti memfokuskan studinya ini untuk menghubungkan FoMO di kalangan remaja dengan tingkat depresi atau kecemasan yang ditimbulkannya. Hasilnya, apapun kegiatan hedonis teman-teman para remaja yang di-posting ke jejaring sosial (Facebook, Twitter, MySpace, dan Instagram) memegang pengaruh yang lebih kuat terhadap memicu seseorang mencicipi hal-hal yang kurang baik.
Terlebih, dengan kapasitas untuk terus-menerus memeriksa teman-teman, semakin menyebabkan diri untuk membanding-bandingkan satu sama lain. (amr)
“Hal ini membuktikan bahwa perilaku teman-teman di dunia maya dianggap lebih banyak membawa pengaruh atau menstimulasi seseorang dibanding di dunia nyata,” ungkap perwakilan dari tim peneliti, sebagaimana dilansir dari The Independent, Jumat (6/9/2013).
Menurut para ilmuwan, hal ini masuk akal mengingat kebiasaan orang masa kini yang selalu meng-update kegiatan mereka. Itu jugalah yang menyebabkan para remaja suka mengecek news feed untuk tetap update mengenai kegiatan teman-temannya, terutama jika sedang berada dalam sebuah pesta.
Fenomena sosial ini disebut sebagai Fear of Missing Out (FoMO). Peneliti menjelaskannya sebagai sebuah konsep di mana orang khawatir ketinggalan informasi terbaru seputar kehidupan teman-temannya dan mereka mungkin mengalami hal yang lebih menyenangkan dari dirinya.
Peneliti memfokuskan studinya ini untuk menghubungkan FoMO di kalangan remaja dengan tingkat depresi atau kecemasan yang ditimbulkannya. Hasilnya, apapun kegiatan hedonis teman-teman para remaja yang di-posting ke jejaring sosial (Facebook, Twitter, MySpace, dan Instagram) memegang pengaruh yang lebih kuat terhadap memicu seseorang mencicipi hal-hal yang kurang baik.
Terlebih, dengan kapasitas untuk terus-menerus memeriksa teman-teman, semakin menyebabkan diri untuk membanding-bandingkan satu sama lain. (amr)
. Adapun m,acem macem media sosial ialah diantranya:
1. facebook.
2. tweeter
3 .frandster
Media sosial sebagai tempat untuk menuliskan atau mencurahkan
uneg-uneg seseorang, belakangan memang dianggap oleh sebagian orang
tidak ubahnya sebagai pengganti diary. Orang bebas untuk
menuliskan atau membagikan apa saja. Konsekuensi dari hal tersebut tentu
saja juga terkait dari bagaimana menggunakan media sosial. Menurut
penelitian terbaru, kecenderungan sebagian besar para pengguna media
sosial cukup baik. Penilitian tersebut setelah melalui hasil studi
dari Pew Internet – sebuah pusat studi informasi yang meneliti sikap,
isu dan tren yang terjadi di Amerika Serikat dan dunia – yang meliputi
remaja dan orang dewasa.
Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui
infografik ini menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu
dari 20 orang dewasa yang mengatakan bahwa Twitter dan Facebook
berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua
responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman
dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya. Mayoritas pengguna juga
mengatakan bahwa media sosial membuat mereka lebih dekat dengan orang
lain.
Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena
“Pengertian Facebook dan Sejarah Facebook”
facebook
menurut wikipedia berbahasa indonesia adalah sebuah situs web jejaring
sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan
oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984
dan mantan murid Ardsley High School. Atau dapat juga diartikan facebook
adalah sebuah web jejaring sosial yang didirikan oleh mark zuckerberg
dan diluncurkan pada 4 Februari 2004 yang memungkinkan para pengguna
dapat menambahkan profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil
lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan
berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Bagi yang sudah mempunyai account facebook, untuk mulai beraktifitas
di facebook dan berinteraksi dengan pengguna lain kita musti masuk/login
terlebih dahulu via halaman facebook login.
Sedang bagi pengguna baru / belum pernah daftar sebelumnya, tentu
diwajibkan untuk mendaftar dahulu supaya mendapatkan account facebook
baru. Caranya bisa dilihat di artikel sebelumnya cara membuat facebook.
Kita tinggal memasukkan username(nama pengguna), alamat email, kata
sandi, tanggal lahir, dsb seperti yang diminta di form registrasi
dilanjutkan dengan langkah-langkah seperti yang diminta, mudah kok.
Lalu, bagaimana untuk yang belum punya email, apakah bisa mendaftar
facebook? Bisa, tapi harus buat email dulu.
KESIMPULAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar